Jika dulu yang patut waspada terhadap bahaya penipuan jual - beli online adalah pembeli, maka sekarang penjual pun harus ekstra berhati - hati. Posting kali ini merupakan pengalaman pribadi saya. Saya ingin berbagi pengalaman dengan pembaca dengan harapan agar tidak ada lagi korban penipuan e-cash.
Ceritanya, saya baru saja memasang iklan di OLX. Saya ingin menjual barang berupa buku ensiklopedia seharga Rp. 950.000,- nego. Selang 10 menit-an kemudian ada panggilan masuk dari seseorang yang mengatakan tertarik dengan buku yang saya jual.
Orang ini mengaku bernama Andi ( tentunya nama samaran ), dari Mataram. Dia menyetujui begitu saja harga yang saya cantumkan. Lalu dia meminta nomor WhatsApp saya untuk memberikan detail alamat pengiriman beserta hal - hal lain terkait transaksi pembelian.
Di bawah ini adalah beberapa capture dialog saya dengan si pelaku penipuan mandiri e-cash
1. Si penipu intens sekali menelpon untuk segera meng-closing transaksi. Kurang lebih tiap 5 - 8 menit si pelaku menelpon. Intonasi dan kosa katanya lumayan baik, terdengar intelek, tapi sedikit agak tergesa - gesa. Si penipu juga menanyakan nomor WhatsApp saya untuk mengirimkan alamat tujuan pengiriman.
2. Si penipu mengirimkan alamat melalui WhatsApp. Dapat dilihat pada gambar di bawah, alamat yang dikirim si penipu adalah sebuah daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Alamat ini kemudian saya pergunakan untuk mengecek biaya pengiriman via Kantor Pos. Tentu saja ini bukanlah alamat pelaku yang sebenarnya.
3. Perhatikan, nomer yang dipakai untuk menelpon berbeda dengan nomor WhatsApp. Pada kasus lain, nomer yang digunakan si pelaku untuk menelpon bisa sampai 5 atau lebih nomor berbeda.
4. Si penipu setuju dengan harga yang saya sebutkan. Intinya, si penipu tidak akan berlama - lama menego harga, berbeda dengan kebanyakan calon pembeli yang berusaha menego semaksimal mungkin dengn tempo waktu yang relatif lama atau santai. Namun saat itu saya berfikir positif, mungkin karena harganya yang tidak sampai berjuta - juta, atau calon pembeli memang sangat membutuhkan barangnya / urgent.
5. Si Penipu meminta nomor rekening saya. Kebetulan saya menggunakan rekening Mandiri ( Bank Mandiri ).
6. Tanpa menunggu terlalu lama, si penipu menunjukkan bukti transfer melalui WhatsApp. disitu si penipu mengatakan ke saya untuk mengaktifkan OTP - nya, dengan begitu uang akan masuk ke rekening saya. Awalnya saya tidak tahu sama sekali yang beginian, yang saya tahu ya kalau transfer maka uang langsung masuk ke rekening saya. Disini saya mulkai was - was.
Ini adalah foto struk transfer yang dikirim ke saya melalui WhatsApp. Saya akui, rapi. Nama saya tercantum di sana beserta nomor rekening saya dengan benar dan tanpa terlihat janggal / diedit. Orang ini pasti jago editing gambar. Berbekal software editing gambar dan foto struk transfer yang didapat sebelumnya, si penipu bebas mengganti nama siapapun di struk rekayasa sesuai dengan nama dan nomor rekening yang kita kirim.
7. Karena bagi saya asing, maka saya bertanya ke si penipu, apa itu OTP ? Dia jawab Otoritas tanda penerima. Padahal belakangan saya cek di Google, OTP adalah One Time Password. Rupanya OTP atau kode OTP yang dimaksud pelaku adalah isi pesan masuk yang saya dapatkan dari "UANGKU" beberapa saat setelah saya ditelpon olehnya. Saya tidak menyangka kalau ini adalah bagian dari siasat si pelaku. Saya kira ini adalah SMS biasa seperti SMS promo harian yang biasa masuk ke inbox.
8. Ini adalah SMS yang dimaksud si pelaku. Rapi dan profesional sekali, pengirimnya bukan nomor tanpa nama ( karena tidak tersimpan sebelumnya di kontak HP ), melainkan ada namanya, yaitu : UANGKU. Nah, pada gambar sebelah kanan, tepatnya pada kode yang saya tandai merah, inilah jebakannya.
Kode tersebut bukanlah kode OTP seperti yang disebutkan pelaku, melainkan nominal uang yang diincar pelaku dari rekening kita. Artinya, si pelaku mengincar uang Rp. 992.309,- atau sembilan ratus sembilan puluh dua ribu tiga ratus sembilan rupiah dari rekening saya jika saya termakan rayuannya untuk datang ke ATM dan dipandu olehnya setelah memasukkan kartu ATM ke mesin ATM.
9. Sebentar, mari kita analisa redaksional struk dari pelaku. Untuk tanggal dan waktu transfer pas / benar, Nama dan No. Rek pas / benar. Namun ketika saya lihat pada lokasi ATM, maka di sini saya semakin yakin bahwa ini upaya penipuan, sebab di sana tercantum "KDRI CB TOSAREN".
10. Artinya ada kejanggalan besar, tadi orang ini bilang ada di Mataram, kok transfernya di Tosaren. Secara kebetulan, saya familiar dengan nama daerah Tosaren, yang jelas tidak di NTB. Namun, saran saya kawan cek langsung saja di Google.
Ketika saya ketikkan "Tosaren" di Google, hasil pencarian yang tampil adalah nama sebuah wilayah atau kelurahan di kota Kediri, Jawa Timur. Lihat ? Orang ini di Mataram, tapi transfer dari Kediri, Jawa Timur, sungguh tak masuk akal.
13. Saya menanyakan hal ini kepada si penipu, jawabannya terlihat panik. Lalu dengan cepat si pelaku kembali menelpon saya dengan nada sedikit meninggi supaya saya segera ke ATM untuk mengaktifkan kode OTP tadi, karena uang dari dia sudah terlanjur dikirim, saldonya sudah berkurang. Nanti kalau sudah di ATM saya diminta WhatsApp untuk ditelpon kembali oleh dia guna diarahkan step - step penarikan uang saya.
Jangan salah, nada yang meninggi adalah bagian dari taktik. Ini dimaksudkan untuk membuat kawan goyah dari pendirian bahwa ini penipuan, juga untuk menyibukkan kawan hingga tak sempat mikir. Jangan sampai merasa terintimidasi. Pelaku juga meminta barang segera dipacking, bahkan minta di fotoin barang yang sedang dipacking.
14. Saya putuskan untuk membatalkan transaksi. Pelaku kembali menelpon saya dengan nada lebih tinggi dari yang sebelumnya. Dia berkata bahwa saya sudah menipunya karena uang sudah ditransfer oleh dia. Saya katakan balik untuk berhenti menipu atau saya laporkan polisi. Tapi tentu saja itu tidak akan membuatnya berhenti, tapi paling tidak si penipu tahu bahwa upayanya gagal karena saya sudah menyadari bahwa ini penipuan.
Sekali lagi, waspadalah kawan terhadap aksi penipuan dengan modus e-cash ini. Singkat cerita, kalau si calon pembeli :
- Tidak menanyakan kondisi barang secara mendetail.
- Tak perlu lama menyetujui harga yang kita sebutkan.
- Transfer dengan embel - embel kode OTP.
- Menyuruh kita ke ATM segera kemudian akan ditunjukkan caranya oleh dia supaya uang bisa kita ambil.
Maka kawan patut merasa curiga dan berhati - hati, bisa saja ini adalah upaya penipuan. Untuk ciri - ciri yang terakhir, hampir bisa dipastikan bahwa ini adalah penipuan.
Bagikan artikel ini terutama kepada kawan yang biasa menjual barang baru maupun barang bekas di situs jual beli online agar bisa menjadi bahan pertimbangan. Terima - kasih banyak telah membaca artikel di blog Cara Langkah Buat. Tabik !
Apabila belum aktifkan OTPnya apa bisa ketarik saldo uangnya yg ada direkening? karena sy hampir menjadi korban kasus ini harus aktifkan OTP dulu.
BalasHapusterima kasih
saya juga hampir ketipu . kode OTP itu apa gak tau , tapi waktu saya di bank , bank bri disuruh masukin kode sagala macam tapi salah
Hapusdan gilanya lagi nomor yang nelpon sama persis , cuman nomor WA yang beda
BalasHapusKalau sudah memberikan kode otp nomor ponsel kita bgmna?
BalasHapusKalau sudah memberikan kode otp nomor ponsel kita bgmna?
BalasHapusSaya hampir ketipu tpi lewat m-banking mandiri... Saya langsung blokir tanpa mengelesaikan transaksi..
BalasHapusSaya juga nih, tp ga ngasi kode otp malah disuruh tf lewat alfamart . Atm juga keblokir . Giman nih
BalasHapus